KKN 3 - Menurut penuturan salah satu warga, Phujuk Ropet adalah seorang
pendatang, namun untuk asal usul sejarah dan cerita rakyatnya masih belum
diketahui sampai sekarang, namun masyarakat Ko’olan percaya bahwa Phujuk Ropet
adalah sosok yang luar biasa, terbukti hingga saat ini Phujuk Ropet selaku
dirayakan haulnya.
Haul Phujuk Ropet akan dilaskanakan pada hari Sabtu malam minggu. Untuk
melakukan persiapan tersebut warga sekitar mengajak para Mahasiswa KKN kelompok
3 membersihkan makam. Letak makam Phujuk Ropet berada di atas bukit + satu kilo dari lokasi Gedung Serba Guna dan
Pelayanan Masyarakat tempat dimana Mahasiswa bermukim selama satu bulan kedepan.
Satu hal yang tidak dapat dipungkiri, bahwa pelaksanaan haul itu tidak
hanya berhenti di Phujuk Ropet, menurut salah satu warga yang ikut
bersih-bersih, nantinya akan ada 2 phujuk lagi untuk dirayakan haul.
“Bedeh tello’ phujuk se bhekal e haul ennah lek, se pertama phujuk ropet
reah, se due’ phujuk rette ben phujuk Keramat,” ujar warga tersebut dengan menggunakan
bahasa Madura, yang artinya bahwa akan ada tiga phujuk yang nantinya akan
diadakan haul, phujuk ropet dan yang dua phujuk rette dan phujuk keramat.
Warga yang tidak dapat disebutkan namanya, juga menjelaskan bahwa dalam
pelaskanaan haul, mulai dari motong daging, membasuh daging, menanak nasi, akan
dilaksanakan pada saat haul.
“Ekalakoh neng phujuk kabbhi lek, mulai deri nyambhelli, natta’ jhuko’,
macco jhuko’, sampe’ amassa’ nase’ jeah, ekalakoh neng phujuk, pas e bektonah
haul,” jelasnya lagi-lagi menggunakan bahasa Madura.
Mahasiswa yang ikut serta bersih-bersih, mendapat respon baik dari semua tokoh kalangan pemuda, mereka cukup terbantu dengan adanya Mahasiswa.
“Semoga ini tidak hanya sebatas pekerjaan KKN, ini akan menjadi amal jariyah bagi mahasiswa KKN, siapa tahu mahasiswa KKN dapat berokah dari phujuk dan sepulang dari KKN, mahasiswa menjadi orang sukses,” ucap salah satu tokoh Pemuda yang lagi-lagi tidak mau disebutkan namanya.
Program Aktualisasi Kurikulum Diniyah
Namun menurut Solehah selaku Penanggung Jawab Program menjelaskan bahwa Kurikulum diniyah memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tergantung pada beberapa aspek, seperti: Latar belakang atau pendiri madrasah, Budaya asya sekitar madrasah, Tingkat permintaan asyar untuk asyarakat agama, Kondisi sosial ekonomi asyarakat sekitar.
“Oleh karena itu, yang dimaksud dengan aktualisasi Kurikulum Diniyah disini adalah, kami mencoba menawarkan kepada Lembaga, bahwa Pendidikan Diniyah dapat berkaloborasi dengan potensi yang ada di desa, sehingga akan memudahkan seorang siswa dalam meletakkan nilai-nilai agama yang mereka ajarkan nantinya, contoh seperti adanya burdah, ajarkan mereka burdah buat acara khitobah yang isinya ada burdah, sehingga Ketika mereka sudah tua, mereka bisa meletakkan pengetahuan mereka pada kebiasaan Masyarakat,” jelas Solehah detail.
Lahan Perawatan Bibit Tanaman
Pada Pelasaknaan Program Tani, Kelompok 3 juga menyiapkan lahan untuk jadikan tempat perawatan bibit. Tanah yang berukuran 12 cm persegi ini, dianggap cukup oleh Muniri selaku penanggung jawab dalam perawatan bibit.
“Ukuran yang kecil kalo hanya untuk perawatan bibit, Insyallah cukup. Kebetulan bibitnya tidak begitu banyak, jadi bisa dipastikan bisa digunakan untuk perawatannya. Selain itu, tempatnya sangat stategis, karena langsung berkenaan dengan sinar Matahari,” jelas Muniri singkat.
Pengolahan Singkong, Kedelai, Jagung dan Daun Kelor
Disisi lain, ada beberapa
Mahasiswa KKN 3 juga mulai menyiapkan bahan-bahan yang nantinya akan dijadikan
bahan Ketika akan melakukan sosialisasi program pengolahan potensi alam. Bahan-bahan
yang disiapkan adalah pengolahan singkong, kedelai, jagung dan daun kelor.
“Insyaallah jika persiapan ini
dilakukan dengan matang, maka Insyaallah hasilnya juga akan memuaskan, karena
kami sudah mendengar dari beberapa warga, bahwa ada Sebagian warga yang ingin
secepatnya dilakukan, selain karena penasaran, mereka juga ingin tahu dan siapa
tahu akan menjadi bisnis yang menguntungkan,” jelas Syafiuddin selaku pengolah
kedelai.
Hisbeh Diana juga menjelaskan
bahwa, pengolahan potensi alam adalah tugas inti yang disarankan dan diminta
oleh Pendamping dan pihak akademik.
“Pada saat monitoring pihak
akademik menyampaikan bahwa jangan lupa program yang dirancang ini merupakan
program yang berkenaan dengan potensi yang ada di desa, dan saya lihat potensi
disini banyak ya, mulai dari jagung, singkong dan daun kelor, bahkan disini
juga ada kacang,” jelas Mahasiswa yang baru saja selesai menikah.
Terkait denan program-program yang sudah dirancang oleh kelompok lain, Syafiuddin menghimbau kepada teman-teman mahasiswa jangan tergiur dengan program kelompok lain, kita focus dengan pogram kelompok 3.
“Saya pikir sama ya, bahwa tujuan kita KKN adalah mengabdi kepada Masyarakat, terkait dengan program kelompok lain, nggak usah dipikirin, lagian hanya menanam padi, ya kita juga menanam padi di rumah, Pendamping kita selalu menegasnya jangan terlalu banyak program support product atau support tenaga, kita fokus pada program kita,” jelas Pak Syafiuddin.
0 Komentar